CT Scan (Computed Tomography Scanner)
Pengertian
CT Scan ( Computed Tomography Scanner ) adalah suatu
prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari
tulang tengkorak dan otak. CT-Scan merupakan alat penunjang diagnosa yang
mempunyai aplikasi yang universal utk pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti
sususan saraf pusat, otot dan tulang, tenggorokan, rongga perut.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya
dugaan yang kuat antara suatu kelainan, yaitu :
a.
Gambaran
lesi dari tumor, hematoma dan abses
b.
Perubahan
vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark
c.
Brain
contusion
d.
Brain
atrofi
e.
Hydrocephalus
f.
Inflamasi.
Sistem
CT Scanner
Peralatan CT Scanner terdiri atas tiga bagian yaitu
sistem pemroses citra, sistem komputer dan sistem control.
a. Sistem
Pemroses Citra
Sistem pemroses citra merupakan bagian yang secara langsung berhadapan dengan
obyek yang diamati (pasien). Bagian ini terdiri atas sumber sinar-x, sistem
kontrol, detektor dan akusisi data. Sinar-x merupakan radiasi yang merambat
lurus, tidak dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnet dan dapat
mengakibatkan zat fosforesensi dapat berpendar. Sinar-x dapat menembus zat
padat dengan daya tembus yang tinggi. Untuk mengetahui seberapa banyak sinar-x
dipancarkan ke tubuh pasien, maka dalam peralatan ini juga dilengkapi sistem
kontrol yang mendapat input dari komputer.
Bagian keluaran dari sistem pemroses citra, adalah
sekumpulan detektor yang dilengkapi sistem akusisi data. Detektor adalah alat
untuk mengubah besaran fisik-dalam hal ini radiasi-menjadi besaran listrik.
Detektor radiasi yang sering digunakan adalah detektor ionisasi gas. Jika
tabung pada detektor ini ditembus oleh radiasi maka akan terjadi ionisasi. Hal
ini akan menimbulkan arus listrik. Semakin besar interaksi radiasi, maka arus
listrik yang timbul juga semakn besar. Detektor lain yang sering digunakan
adalah detektor kristal zat padat. Susunan detektor yang dipasang tergantung
pada tipe generasi CT Scanner. Tetapi dalam hal fungsi semua detektor
adalah sama yaitu mengindentifikasi intensitas sinar-x setelah melewati obyek.
Dengan membandingkan intensitas pada sumbernya, maka atenuasi yang diakibatkan
oleh propagasi pada obyek dapat ditentukan. Dengan menggunakan sistem akusisi
data maka data-data dari detektor dapat dimasukkan dalam komputer. Sistem
akusisi data terdiri atas sistem pengkondisi sinyal dan interfacae (antarmuka )
analog ke komputer.
Film yang menerima proyeksi sinar diganti dengan alat
detektor yang dapat mencatat semua sinar secara berdispensiasi. Pencatatan
dilakukan dengan mengkombinasikan tiga pesawat detektor, dua diantaranya
menerima sinar yang telah menembus tubuh dan yang satu berfungsi sebagai
detektor aferen yang mengukur intensitas sinar rontgen yang telah menembus
tubuh dan penyinaran dilakukan menurut proteksi dari tiga tititk, menurut
posisi jam 12, 10 dan jam 02 dengan memakai waktu 4,5 menit.
b. Sistem
Komputer dan Sistem Kontrol
Bagian komputer bertanggung jawab atas keseluruhan sistem
CT Scanner, yaitu mengontrol sumber sinar-x, menyimpan data, dan
mengkonstruksi gambar tomografi. Komputer terdiri atas processor, array processor,
harddisk dan sistem input-output.
Processor
atau CPU (unit pemroses pusat) mempunyai fungsi untuk membaca dan
menginterprestasikan instruksi, melakukak eksekusi, dan menyimpan hasil-hasil
dalam memory. CPU yang digunakan mempunyai bus data 16,32 atau 64 bit.
Tipe komputer yang digunakan bisa mikro komputer dan bisa mini komputer, namun
harus memenuhi unjuk kerja dan kecepatan bai sistem CT Scanner. Harddisk
mempunyai fungsi untuk menyimpan data dan software.
CT Scanner pada umumnya dilengkapi dengan dua buah monitor
dan keyboard. Masing-masing sebagai operator station dan viewer
station dan keduanya mempunyai tugas yang berbeda. Operation Station
mempunyai fungsi sebagai operator kontrol untuk mengontrol beberapa parameter scan
seperti tegangan anoda, waktu scan dan besarnya arus filamen. Sedangkan viewer
station mempunyai fungsi untuk memanipulasi sistem pemroses citra. Bagian
ini mempunyai sistem kontrol yang dihubungkan dengan sistem keluaran seperti hard
copy film, magnetic tape, dan paper print out. Dari bagian ini dapat
dilakukan pekerjaan untuk mendiagnosa hasil scanning.
Rekonstruksi
Bagian terakhir dari CT Scanner adalah rekonstruksi.
Banyak metode yang dapat digunakan untuk merekonstruksi gambar tomografi, mulai
dari back projection sampai konvolusi.
Metode back projection banyak digunakan dalam
bidang kedokteran. Metode ini menggunakan pembagian pixel-pixel yang
kecil dari suatu irisan melintang. Pixel didasarkan pada nilai absorbsi
linier. Kemudian pixel-pixel ini disusun menjadi sebuah profil dan
terbentuklah sebuah matrik. Rekonstruksi dilakukan dengan jalan saling menambah
antar elemen matrik.
Untuk mendapatkan gambar rekonstruksi yang lebih baik,
maka digunakan metode konvolusi. Proses rekonstruksi dari konvolusi
dapat dinyatakan dalam bentuk matematik yaitu transformasi Fourier. Dengan
menggunakan konvolusi dan transformasi Fourier, maka bayangan
radiologi dapat dimanipulasi dan dikoreksi sehingga dihasilkan gambar yang
lebih baik.
Manfaat CT Scanner
CT Scanner memiliki kemampuan yang unik untuk
memperhatikan suatu kombinasi dari jaringan, pembuluh darah dan tulang secara
bersamaan. CT Scanner dapat digunakan untuk mendiagnose permasalahan berbeda
seperti :
·
Adanya gumpalan darah di dalam paru-paru (pulmonary emboli)
·
Pendarahan di dalam otak ( cerebral vascular accident)
·
Batu ginjal
·
Inflamed appendix
·
Kanker otak, hati, pankreas, tulang, dll
·
Tulang yang retak.
Prinsip dasar
CT Scanner
Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat
radiografi yang sudah lebih umum dikenal. Kedua perangkat ini sama-sama
memanfaatkan intensitas radiasi terusan setelah melewati suatu obyek untuk
membentuk citra/gambar. Perbedaan antara keduanya adalah pada teknik yang
digunakan untuk memperoleh citra dan pada citra yang dihasilkan. Tidak seperti
citra yang dihasilkan dari teknik radiografi, informasi citra yang ditampilkan
oleh CT scan tidak tumpang tindih (overlap) sehingga dapat memperoleh
citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang tegak lurus berkas sinar
(seperti pada foto rontgen), citra CT scan dapat menampilkan informasi
tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu, citra ini dapat
memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga citra yang
dihasilkan oleh CT scan lebih mudah dianalisis daripada citra yang
dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional.
CT Scanner menggunakan penyinaran khusus yang dihubungkan
dengan komputer berdaya tinggi yang berfungsi memproses hasil scan untuk
memperoleh gambaran panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan diatas
suatu meja khusus yang secara perlahan – lahan dipindahkan ke dalam cincin CT
Scan. Scanner berputar mengelilingi pasien pada saat pengambilan sinar rontgen.
Waktu yang digunakan sampai seluruh proses scanning ini selesai berkisar dari
45 menit sampai 1 jam, tergantung pada jenis CT scan yang digunakan( waktu ini
termasuk waktu check-in nya).
Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit .
Sebelum dilakukan scanning pada pasien, pasien disarankan tidak makan atau
meminum cairan tertentu selama 4 jam sebelum proses scanning. Bagaimanapun,
tergantung pada jenis prosedur, adapula prosedur scanning yang mengharuskan
pasien untuk meminum suatu material cairan kontras yang mana digunakan untuk
melakukan proses scanning khususnya untuk daerah perut.
Prinsip Kerja CT Scanner
Gambar 3.
Bagan Prinsip Kerja CT Scanner
Dengan menggunakan tabung sinar-x sebagai sumber radiasi
yang berkas sinarnya dibatasi oleh kollimator, sinar x tersebut menembus tubuh
dan diarahkan ke detektor. Intensitas sinar-x yang diterima oleh detektor akan
berubah sesuai dengan kepadatan tubuh sebagai objek, dan detektor akan merubah
berkas sinar-x yang diterima menjadi arus listrik, dan kemudian diubah oleh
integrator menjadi tegangan listrik analog. Tabung sinar-x tersebut diputar dan
sinarnya di proyeksikan dalam berbagai posisi, besar tegangan listrik yang
diterima diubah menjadi besaran digital oleh analog to digital Converter (A/D
C) yang kemudian dicatat oleh komputer. Selanjutnya diolah dengan menggunakan
Image Processor dan akhirnya dibentuk gambar yang ditampilkan ke layar monitor
TV. Gambar yang dihasilkan dapat dibuat ke dalam film dengan Multi Imager atau
Laser Imager.
Berkas radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami
pengurangan intensitas secara eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya.
Pengurangan intensitas yang terjadi disebabkan oleh proses interaksi
radiasi-radiasi dalam bentuk hamburan dan serapan yang probabilitas terjadinya
ditentukan oleh jenis bahan dan energi radiasi yang dipancarkan. Dalam CT
scan, untuk menghasilkan citra obyek, berkas radiasi yang dihasilkan sumber
dilewatkan melalui suatu bidang obyek dari berbagai sudut. Radiasi terusan ini
dideteksi oleh detektor untuk kemudian dicatat dan dikumpulkan sebagai data
masukan yang kemudian diolah menggunakan komputer untuk menghasilkan citra
dengan suatu metode yang disebut sebagai rekonstruksi.
Pemprosesan data
o
Suatu sinar sempit (narrow beam) yang
dihasilkan oleh X-ray didadapatkan dari perubahan posisi dari tabung X-ray, hal
ini juga dipengaruhi oleh collimator dan detektor. Secara sederhana dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar
4. Collimator dan Detektor
Sinar X-ray yang
telah dideteksi oleh detektor kemudian dikonversi menjadi arus listrik yang
kemudian ditransmisikan ke komputer dalam bentuk sinyal melaui proses berikut :
Gambar
5. Proses pembentukan citra
Setelah
diperoleh arus listrik dan sinyal aslinya, maka sinyal tadi dikonversi ke
bentuk digital menggunakan A/D Convertor agar sinyal digital ini dapat diolah
oleh komputer sehingga membentuk citra yang sebenarnya.
o
Hasilnya dapat dilihat langsung pada monitor komputer
ataupun dicetak ke film. Berikut contoh citra yang diperoleh
dalam proses scanning menggunakan CT Scanner :

Gambar 6.Hasil whole body
scanning

Gambar 7. Hasil scanning pada kepala pasien
Sumber
:
Komentar
Posting Komentar